Mengapa The Girl on The Train Dikatakan Film Adaptasi Novel Yang Buruk?

Review film The Girl on The Train
Well kali ini kita akan membahas tentang film yang rilis tahun 2016 yang berjudul sama dengan novelnya. Film tersebut adalah the girl on the train, film yang bercerita tentang kehidupan seorang janda alkoholik yang depresi karena ditinggal suaminya bersama wanita lain. Yang tidak sengaja terlibat dalam kasus menghilangnya seorang wanita yang biasa dia lihat saat menumpang kereta. Rachel yang diperankan oleh Emily Blunt(Edge of tomorrow, Huntsman winter war) yang menjadi sorotan utama di dalam film ini. 
Emily Blunt Pemeran Rachel di The Girl on The Train















Kalian akan dihadapkan dengan misteri tentang menghilangnya gadis bernama Megan Hipwell (Hayley Bennet), dan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan Rachel saat malam dimana Megan menghilang yang menjadi kunci untuk memecahkan ending film ini.
Kita pasti menganggap bahwa film ini merupakan film bagus, malah layak disebut sebagai film box office. Namun faktanya jika dilihat, film ini hanya memperoleh rating 6.2/10 di situs IMDb, dan banyak yang bilang kalau film ini merupakan kegagalan. Tentu hal tersebut membuat ane penasaran, sampai akhirnya ane memutuskan untuk membaca bukunya yang dilabeli dengan penghargaan “must read”.
Dan setelah selesai membaca bukunya yang berjumlah 931 halaman, ane jadi mengerti kenapa film ini disebut film gagal oleh para fans The girl on the train versi novel, dan mendapat nilai jelek di IMDb. Banyak sekali perbedaan antara cerita versi original(cerita di buku) dan cerita versi adaptasi di film. Dan kita akan membahasnya se-detil mungkin di postingan ini.

Latar cerita yang berbeda antara film dan buku.

Didalam buku, cerita mengambil latar di Inggris raya tepatnya di tempat-tempat seperti Witney, Ashbury, dan London. Namun di film diceritakan bahwa kisah tersebut terjadi di Manhattan dan New York, Amerika serikat. Tentunya merupakan perbedaan yang mencolok untuk sebuah film adaptasi novel, yang seharusnya mengikuti apa yang ada di buku. Nama jalan tempat Megan tinggal pun berbeda, di film diceritakan jalan itu bernama Breckett Road. Namun di buku tertulis bahwa nama jalan tempat Megan tinggal adalah Blenheim Road, yups hanya huruf B dan tulisan Road saja yang sama.


Terdapat adegan di film yang sebenarnya tidak ada dalam buku.

Mungkin ini juga merupakan penyebab film ini menjadi film adaptasi yang di cap gagal, karena terkesan melebih-lebihkan cerita. Banyak adegan di film yang sejatinya tidak dituliskan di bukunya.
Adegan detektif Riley membicarakan tentang pekerjaan Rachel











Seperti saat Detektif Riley yang datang ke apartemen Cathy dan memberitahu bahwa Rachel sebenarnya telah dipecat dari kantor beberapa bulan lalu. Memang dituliskan dibuku kalau Detektif Riley datang dan bertanya kepada Rachel tentang malam saat Megan menghilang, namun Detektif Riley tidak mengetahui kalau sebenarnya Rachel telah dipecat dari kantornya.
Kemudian saat adegan ena-ena antara Tom dan Megan di hutan, yang sebenarnya dituliskan di buku kalau mereka kadang memang pergi ke hutan jika tidak menemukan tempat untuk bercinta, namun mereka melakukan hal tersebut di mobil bukan di dalam hutan. Untuk yang ini tidak ada gambar ya :D.
Adegan Rachel berbicara dengan ibu di kereta











Lalu adegan diatas saat Rachel berbicara dengan seorang ibu yang bersama anaknya dan saat bertemu istri dari mantan bos tom yang bernama Martha lalu meminta maaf kepadanya, hal tersebut juga tidak dituliskan di buku.
Juga adegan saat Rachel pindah dan menuliskan catatan untuk Cathy Atau adegan dimana Scott menyerang dan marah kepada Rachel di apartemennya. Memang dituliskan kalau Rachel sempat pindah namun cuma selama sehari karena Cathy menyuruh dirinya kembali lagi, dan dia juga tidak menuliskan catatan apapun saat dia hendak pergi.
Atau adegan saat Tom membenturkan gelas berisi minuman ke kepala Rachel saat dia memberitahu alasan sebenarnya Tom dipecat dari kantornya. Adegan ini sama sekali keluar dari jalur ane pikir, karena menurut buku tidak seperti itu kejadiannya.
Adegan saat Rachel mabuk di toilet











Dan adegan yang paling melebar dari cerita asli adalah saat Rachel mabuk berat bersama seorang wanita lalu merekam dirinya sendiri di toilet dan berteriak “Fuck you Anna Boyd”, well kejadian tersebut tidak dicantumkan sama sekali di novelnya. Entah mengapa jadinya seperti itu di film. 
Untungnya masih ada sosok Emily Blunt yang saya pikir sangat cocok untuk peran Rachel ini, mulai dari ekspresinya yang selalu dilanda ketakutan dan kesedihan. Emily membawa kita untuk merasakan penderitaan dan keputusasaan Rachel sendiri, mengungkap setiap ingatan-ingatannya yang berujung pada titik akhir dari film. Dan sebenarnya masih banyak adegan yang tidak sama kejadiannya dengan yang dituliskan di buku, namun akan terlalu panjang jika diceritakan semuanya.


Kejadian-kejadian di dalam buku yang tidak ada di film.

Ini merupakan kebalikan dari poin diatas, banyak kejadian dibuku yang menurut ane penting buat diceritakan namun tidak ada di dalam filmnya. Apalagi ini merupakan cerita yang bertema misteri dimana mungkin saja setiap kejadiannya adalah petunjuk mengenai apa yang akan terjadi kemudian di cerita tersebut. Mungkin ini juga yang membuat para fans The Girl on The Train menyebut versi filmnya merupakan kegagalan.
Seperti di buku ada narasi paling penting dari megan yang menurut ane merupakan kunci dibalik siapa sebenarnya selingkuhan atau pembunuhnya. Dia berkata kurang lebih begini “He talk about his wife, and the woman before her”. Kalian pasti akan sadar siapa sosok “He” sebenarnya dengan membaca kalimat ini, yup dia adalah Tom. Namun sayangnya momen ini tidak dimasukkan didalam adegan film, yang membuat film ini minim akan petunjuk.
Juga tidak ada adegan Rachel tidur bersama dengan Scott di film seperti yang dituliskan di buku. Well, tidur disini cuma tidur yaa, bukan aneh-aneh. Ini merupakan hal yang menurut ane bisa lebih mendasari kenapa Scott bisa menuduh Rachel ingin mendekatinya. Karena saat momen tidur bareng tersebut Rachel sempat memeluk Scott karena tidak sadar dan mengira dia tidur dengan Tom. Namun di film tidak ada adegan itu, malah langsung kearah tuduhan Scott saat dia marah-marah di apartmen Rachel. Yang menurut ane tuduhan tersebut kurang mendasar karena di film Rachel hanya kerumahnya dua kali dan itupun hanya duduk-duduk membahas tentang Megan.
Masih banyak juga kejadian di buku yang tidak terjadi di film, atau ada namun berbeda entah itu ceritanya, latarnya, dan suasananya. Dan ini merupakan poin ynag membuat film ini bisa dibilang kurang bagus. Mengingat cerita yang diangkat adalah bertema misteri, yang harus diceritakan sedetil dan semenarik mungkin.


Ada beberapa tokoh di buku yang tidak ada di filmnya atau sebaliknya.

Agak aneh memang, mengapa film adaptasi novel tidak mengangkat semua tokoh yang ada di bukunya, dan malah mengangkat tokoh yang tidak ada kaitannya dengan cerita di buku. Ane sendiri juga tidak tahu mengapa demikian, namun pastinya sang sutradara dan direktur film mungkin punya alasan tersendiri.
Tokoh pertama yang tidak ada di film adalah Ibu Scott. Kalau kalian membaca bukunya, kalian akan menemukan chapter dimana Rachel berbicara dengan ibu Scott dirumah scott saat berkunjung untuk mengetahui tentang berita pria ditahan terkait kasus Megan.
Lalu ada Martin Miles yang dibuku diceritakan sebagai mantan teman sekantor Rachel. Atau Damien yang merupakan pacar dari Cathy, dan teman Megan dari kelas yoga yang bernama Tara, yang selalu dijadikan alasan bagi Megan untuk menghindari Scott saat dia pergi keluar dengan selingkuhannya. Megan selalu berkata bahwa dia akan pergi menonton film dengan Tara.
Sedangkan tokoh bernama Martha dan wanita yang mabuk bersama Rachel ada di film yang sejatinya tidak pernah disebutkan dalam cerita versi buku. Martha yang dijelaskan sebagai istri dari bos tom di filmnya, yang juga disebutkan di buku kalau Rachel pernah mengingat berteriak memarahi istri teman tom saat di pesta, namun namanya bukanlah Martha, melainkan Clara.


Perbedaan fokus cerita antara di film dan buku.

The girl on the train versi film yang sering dihiasi dengan adegan seksual para pemainnya membuat film ini terkesan bergeser dari fokus cerita yang sebenarnya. Terima kasih kepada Emily Blunt yang masih bisa menghidupkan cerita film ini dengan menjiwai menjadi sosok Rachel yang mungkin bisa dikatakan sangat bagus. Dengan perannya, Blunt mampu membuat film ini tidak terkesan datar dengan hanya mengandalkan adegan-adegan dewasanya. Kurang fokusnya cerita di film terhadap sosok Megan dan Anna berakibat pada kurangnya ketertarikan penonton dengan kedua tokoh tersebut.
Berbeda dengan di buku yang ketiga-tiganya mendapatkan bagian tersendiri untuk menceritakan apa yang ada di pikiran mereka sehingga pembaca seakan mampu memahami perasaan mereka. Meskipun porsi yang disediakan untuk bagian Anna terkesan paling sedikit dari pada yang lain, Ane tetap bisa mengerti jalan pikiran Anna dan apa yang dia rasakan terhadap setiap tokoh di buku, mulai dari Rachel, Megan, bahkan Tom suaminya sendiri.


Kurangnya ulasan tentang latar belakang ketiga wanita.
Anna(Rebbeca Ferguson) - Megan(Haley Bennet) - Rachel(Emily Blunt)










Maksudnya adalah minimnya adegan yang menceritakan tentang latar belakang ketiga tokoh wanita pada cerita. Hanya adegan tentang Rachel saat masih tinggal bersama suaminya dan megan dengan anaknya. Kurangnya ulasan latar belakang mungkin berakibat menimbulkan pertanyaan bagi penonton, mengapa bisa begini? atau mengapa bisa begitu?. Well memang sangat berbeda dengan versi buku yang sering sekali menceritakan latar belakang ketiga wanita tersebut.
Seperti saat Rachel mengetahui Tom selingkuh dengan Anna dengan membaca E-mailnya yang membuat ane sangat merasakan kesedihan yang dialami Rachel. Atau saat Megan bercerita tentang momen dimana dia kehilangan kakaknya yang membuat hancur hidupnya dan memilih lari dari rumah. Seakan kita tahu mengapa ketiga wanita tersebut menjadi seperti itu dan mengetahui penyebabnya.
Latar belakang mereka sangat membantu kita untuk lebih menghayati setiap momen yang ada pada cerita. Namun di film sayangnya tidak seperti itu.

Well itulah ulasan kita kali ini, ane sarankan untuk membaca bukunya agar kalian mengerti mengapa ane menulis artikel seperti diatas. Bukan bermaksud menjelekkan karena awalnya ane menganggap ini film bagus, namun setelah mengetahui kenyataannya semuanya menjadi jelas.
Dan tidak salah kalau para fans menilai seperti itu, karena fakta telah menjelaskan kalau tidak sepatutnya film adaptasi novel berbeda dengan cerita aslinya. Sampai jumpa di artikel-artikel berikunya ya, terima kasih telah berkunjung di blog ane. Adios!! 😃.





Related Posts:

Lee Sung Kyung Drama : Paling cocok di Doctors, Cheese In The Trap, Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, atau It’s Okay, That’s Love?


Haloo ..

Kali ini pembahasan kita bukan tentang review dari sebuah drama. Gue mau ngasi something else (Lhadalah, lha kok sok-sokan kebarat-baratan 😃). Gue mau ngasi pendapat tentang aktingnya Sung Kyung dan mau nyari tau dimanakah tempat paling cocok untuk Sung Kyung.

Related Posts:

Menggali Lebih Dalam Sosok Introvert Yang Di Gambarkan Pada Karakter Eun Hwan Gi

Hai ..
Dilihat dari judulnya, adakah dari kalian yang bisa menebak pembahasan kita kali ini?
Yup ini berhubungan dengan drama tvN yang baru saja berakhir minggu lalu yang berjudul My Shy Boss atau dengan judul lain biasa disebut Introverted Boss.



Pengenalan Para Pemeran

Sebelum membahas tentang isi dari drama Introverted Boss, kita kenalan dulu yuk sama para aktor dan aktrisnya.

Related Posts:

Sebenarnya Kamu Bisa Menebak Ending Film The Sixth Sense Jika Melihat Petunjuk Ini




The sixth sense merupakan film klasik tahun 90-an bergenre misteri yang merupakan salah satu film favorit ane. Meskipun merupakan film lawas, sixth sense masih terlihat segar untuk ditonton berkali kali. Film ini berkisah tentang perjuangan seorang psikiater untuk membantu seorang bocah yang memiliki kemampuan melihat makhluk gaib atau istilah kerennya indra ke-6. Film yang dibintangi oleh aktor laga terkenal Bruce Willis yang berperan sebagai seorang psikiater ini ane jamin akan sukses membuat kalian terkecoh jika pertama kali melihatnya. Ane pun begitu pada saat ending film, ane sempat tercengang dan cuma bisa bilang “Jadi selama ini dia itu....”. sang sutradara memang ane akui berhasil membuat film misteri yang mindblowing banget, dengan ending tak terduga dan sangat hati-hati dalam setiap scene yang ditampilkan.

Related Posts:

Review Defendant, Drama Korea Pengganti Romantic Doctor, Teacher Kim


Halo halo ..

Kali ini gue mau bahas tentang salah satu drama SBS yang berjudul Defendant. Drama ini masih hangat loh, sehangat tahu bulat digoreng di mobil 500an. Haha 😁

Biar kalian ga pada penasaran gue mau kasih sedikit ulasan tentang drama ini .

Setelah rampungnya drama Romantic Doctor, Teacher Kim, SBS kembali menyuguhkan kita drama terbarunya berjudul Defendant. Drama besutan penulis Choi Soo Jin ini berhasil menarik minat penonton. Pasalnya, drama ini menggandeng artis-artis kenamaan Korea diantaranya Ji Sung, Uhm Ki Joon, Yuri SNSD, Oh Chang Suk, dll. Ji Sung dan Uhm Ki Joon adalah beberapa aktor yang kualitasnya tidak diragukan lagi. Satu hal yang paling mencolok dari sosok Ji Sung adalah kemampuan aktingnya yang luar biasa. Aktor Korea Selatan yang satu ini telah membuktikan kepiawaiannya dalam puluhan drama dan sejumlah film.

Para penonton akan dimanjakan akting apik Ji Sung Oppa. Oops. Bukan oppa, mungkin  lebih tepatnya Ahjussi kali ya. Ahjussi rasa oppa. Kayak ada manis-manisnya gitu deh liat Ji Sung 😍 (Jangan genit,ntar di gampar Bo Young Unnie. hihi). Ji Sung adalah aktor berusia 40-an yang sudah melanglang buana di dunia hiburan sejak tahun 1999. Namun kemampuannya baru benar-benar diakui pada tahun 2001 saat ia mendapatkan penghargaan New Star Award. Bisa dipastikan aktingnya kali ini akan memukau banyak mata.


Related Posts: